Oleh : Nadirah Magrabi, S.Pd
KHUTBAH RASULULLAH
MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
Wahai manusia! Sesungguhnya kalian telah dinaungi oleh bulan Maha Agung yang penuh barokah, bulan dimana di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di bulan tersebut sebagai wajib, sedangkan shalat di malamnya sebagai sunah. Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah pada bulan itu dengan ibadah sunat, sama seperti orang yang menunaikan ibadah fardhu pada bulan lainnya. Barang siapa menunaikan ibadah fardhu pada bulan itu, sama dengan menunaikan ibadah fardhu 70 kali di bulan lainnya.
Bulan ramadhan adalah bulan shabar, pahala sabar adalah surga. Bulan ramadhan adalah bulan solidaritas (tolong menolong), dan bulan dimana rizki orang mukmin bertambah. Barang siapa memberi buka puasa pada bulan itu kepada yang berpuasa, maka baginya maghfirah (ampunan) bagi dosa-dosanya dan bebas dirinya dari api neraka. Ia mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang yang berpuasa. Para sahabat bertanya: “Tidak mungkin kami semua dapat memberi makanan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa.” Rasulullah menjawab” “Allah SWT akan memberi pahala (seperti) itu kepada siapa saja yang memberi makanan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa (meskipun) dengan sebutir kurma atau seteguk air.”
Bulan ramadhan adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Dan barang siapa meringankan (beban) pembantu atau pegawainya (di bulan) tersebut maka Allah akan mengampuni dosanya dan allah bebaskan dia dari api neraka.
Dan perbanyaklah pada bulan ramadhan ini empat perkara, (yakni) dua perkara untuk menyenangkan Tuhanmu, ialah membaca syahadat (asyhadu anlaa ilaaha illallah) dan membaca istighfar (astaghfirullah). Sedang dua perkara yang justru tidak boleh tidak dari padanya, ialah memohon syurga dan berlindung pada Allah dari api neraka.
Barang siapa memberi minuman bagi orang yang berbuka puasa, maka Allah akan memberinya minuman dari telagaku, ia tidak akan haus lagi setelah itu selama-lamanya.
(Khutbah Rasulullah di depan para sahabat pada hari terakhir dari bulan sya’ban, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi, dan Ibnu Hibban dari Salman Al-farisi, dari Nabi SAW)
BEBERAPA PERSIAPAN
MENYONGSONG HADIRNYA RAMADHAN
1. Mempersiapkan hati/menghadirkan hati
Hadirnya hati insya Allah dapat diwujudkan melalui sikap hati ridha dan meningkatkan kerinduan terhadap ramadhan, dan diwujudkan dalam bentuk pembersihan hati/kendali hati terhadap seluruh aktivitas/khusuk, sehingga menghasilkan keikhlasan. Hendaknya melakukan tindakan preventif dan pengobatan terhadap segala bentuk penyakit hati. Hendaknya meningkatkan taqarrub ilallah melalui iman, amal sholeh dan doa. Semua itu menjadi modal untuk berdakwah secara ikhlas.
2. Mempersiapkan fisik/jasat seprima mungkin
Disamping mempersiapkan hati agar senantiasa ridha dan ikhlas terhadap seluruh ketentuan Allah, khususnya yang berkaitan dengan puasa ramadhan, fisik atau jasad juga perlu dipersiapkan secara prima agar tetap tegar, tidak mudah letih (lesu), serta senantiasa sehat dalam melaksanakan perintah-perintahNya. Seluruh organ tubuh hendaknya dioptimalkan dalam rangka mencegah dan menghindari hal-hal yang dapat mengurangi apalagi membatalkan nilai-nilai puasa Ramadhan (mencegah diri dari perbuatan maksiat melalui organ-organ tubuh seperti melalui mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dan lain-lain) serta dioptimalkan pula untuk meraih nilai-nilai puasa Ramadhan (memperbanyak tilawah dan taddabur Al-Qur’an, membaca doa dan istighfar, dan lain-lain). Rasulullah mencontohkan di bulan sya’ban beliau memperbanyak puasa sunnah dalam rangka mempersiapkan puasa di bulan Ramadhan.
3. Mempersiapkan/meningkatkan pemahaman melalui kajian/penambahan ilmu
Hendaknya disadari bahwa keabsahan dan nilai suatu amal ditentukan oleh niatnya (keikhlasan), sedangkan keikhlasan sangat ditentukan oleh kefahaman. Kefahaman sangat ditentukan oleh tambahan pengetahuan/ilmu. Pada gilirannya, peningkatan kepahaman akan membawa kepada peningkatan ilmu dan amal, sehingga akan melahirkan peningkatan prestasi. Allah SWT telah menjanjikan kelebihan bulan ramadhan dari bulan-bulan lainnya bagi yang melaksanakan ibadah puasa, antara lain; tidurnya ibadah, diamnya baca tasbih, ibadah sunnah nilainya sama dengan ibadah wajib, ibadah wajib nilainya dilipatkan 70 kali, ada malam lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan, serta keutamaan bulan Ramadhan yang tercermin dari sebutannya yaitu Syahrullah, syhrut-tarbiyah, syahrus-shobri, syahrud-da’wah, syahrul qur’an, syahrul mubarak, syahrul adhim, dan lain-lain. Bagi para siswa, Ramadhan adalah kesempatan yang sangat baik untuk menambah pengetahuan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pribadi.
4. Mempersiapkan program
Bagi kaum muslimin, terutama para siswa harus ada program yang harus dilakukan selama bulan Ramadhan. Sebagai contoh:
a. Tadarrus Al-Qur’an,
b. Shalat tarawih berjama’ah,
c. Berbuka bersama,
d. I’tikaf di Masjid,
e. Membagi zakat fitrah,
f. Shalat Idul Fithri dan sebagainya
5. Mensucikan diri melalui hablumminallah dan hablumminannas
Ingat tiga kategori dosa, yaitu:
a. Dosa syirik yang tidak terampuni kalau tidak tobat dan terbawa mati,
b. Dosa yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah SWT secara langsung,
c. Dosa yang berkaitan dengan sesama manusia.
Ketiga kategori dosa tersebut memerlukan taubatan nashuha (tobat yang sebenar-benarnya) yang cirinya:
1) Tobatnya dilandasi dengan iman (ikhlas karena Allah SWT),
2) Menyesali, jera dan tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut,
3) Mengiringi dengan amal-amal sholeh,
4) Khusus untuk kategori dosa ketiga, harus diawali dengan permintaan maaf terhadap manusia yang bersangkutan.
Oleh karena itu bereskan semua hal di atas sebelum bulan Ramadhan, karena ramadhan adalah Syahrut-taubah. Di samping itu usahakan pula masuk bulan Ramadhan dalam keadaan mensucikan diri. Dalam hal ini semua amanah agar diselesaikan/ditunaikan, baik amanah yang terkait langsung dengan Allah SWT (misalnya seperti hutang shaum) maupun dengan sesama (misalnya pinjaman barang-barang, atau hutang, dan lain-lain)
6. Mempersiapkan sarana dan prasarana
Untuk mengkondisikan tercapainya upaya tersebut diatas, hendaknya dipenuhi semua sarana dan prasarana yang diperlukan, misalnya:
a. Dana yang halal
b. Al-Qur’an/buku-buku Islami
c. Pakaian, sajadah, mukena, peci, dan lain-lain
TUNTUNAN IBADAH PUASA RAMADHAN
PENGERTIAN PUASA
“Saumu” (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat beberapa syarat.”
Firman Allah SWT,
dan Makan Minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar.” (QS. 2:187)
HUKUM PUASA RAMADHAN
Hukum mengerjakan puasa Ramadhan adalah wajib bagi tiap muslim, sebagaimana firman Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.” (Al-Baqarah/2:183 – 184).
Dan Sabda Rasulullah SAW berikut:
“Islam itu didirikan atas lima asas yaitu: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, mengerjakan haji dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN
1. Diterima dari Abu hurairah bahwa Nabi SAW bersabda ketika telah datang bulan Ramadhan, “Sungguh telah datang padamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu berpuasa, di sana dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu neraka dan di belenggu setan-setan, dan dimana dijumpai suatu amlam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Maka barang siapa yang tidak berhasil beroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya.” (HR. Ahmad, Nasa’I dan Baihaqi)
2. Diterima dari “Arfajah, padanya disampaikan hadis tentang Ramadhan oleh temannya yang berkata: saya dengar Rasulullah SAW bersabda mengenai Ramadhan, “Pada bulan itu ditutup pintu-pintu neraka, dibuka pintu-pintu syurga, dan dibelenggu setan-setan. “Ulasnya lagi, “Dan seorang malaikat akan berseru, ‘Hai pecinta kebaikan, bergembiralah !’ dan ‘Hai pecinta kejahatan, hentikanlah!’ sampai Ramadhan berakhir”. (HR. Ahmad dan Nasa’i)
3. Diterima dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Sholat yang lima waktu, Jum’at ke Jum’at, dan ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan yang terdapat di antara masing-masing selama kesalahan besar dijauhi.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).
4. Dan dari Abu Said Al-Kudri ra bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya da ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).
5. Dan diterima dari Abu Hurairah katanya: telah bersabda rasulullah SAW, Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhoan Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Ahmad dan Ash-Habus Sunan).
6. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW berkata, “Allah SWT berfirman (setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa adalah untukku dan Aku akan mengganjarnya). Puasa itu adalah perisai, maka bila seseorang diantaramu berpuasa jangan berkata jorok, bersuara kasar, dan berbuat jahil. Apabila ada yang mengumpatnya atau mengajak berkelahi maka hendaklah ia katakan, ‘Aku sedang berpuasa’, sebanyak dua kali. Demi yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah daripada aroma minyak misik pada hari kiamat. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, ketika berbuka puasa gembira dengan bukanya, dan ketika bertemu denagn RabbNya, gembira dengan (pahala) puasanya.” (HR. Ahmad, Muslim dan Nasa’i)
7. Dari Abdullah bin ‘Ars, rasulullah SAW bersabda, ‘Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafa’at bagi seorang hamba pada hari kiamat. Berkata puasa (shiam), ‘Wahai rabb, aku telah menahannya dari minuman dana makanan serta syahwat pada siang hari, maka jadikanlah aku syafa’at untuknya. ‘Dan berkata Al-Quran, ‘Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka jadikanlah aku syafa’at untuknya,’Lalu keduanya dijadikan syafa’at untuknya.” (HR. Ahmad)
8. Dari Abu Said Al-Hudzri ra: Nabi SAW bersabda, Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali akan Allah jauhkan wajahnya denagn hari itu dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun. (HR. Jama’ah kecuali Abu Daud).
9. Dari Sahal bin sa’ad: Nabi SAW bersabda, “Syurga itu memiliki suatu pintu yang dijuluki Rayyan. Akan diserukan pada hari kiamat. ‘Dimanakah orang-orang berpuasa? ‘Apabila semua mereka telah memasukinya, ditutuplah pintu tersebut,” (HR. Bukhari Muslim).
10. Sabda nabi SAW, “Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang kamu dalam perang dari serangan musuh,” (HR. Ahmad)
SYARAT WAJIB PUASA RAMADHAN
Seseorang diwajibkan berpuasa di bulan ramadhan apabila telah memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Islam
2. Baligh (dewasa)
3. Sehat akal dan badan
4. Muqim (tidak sedang bepergian)
5. Kuat mengerjakan puasa
6. Tidak dalam keadaan haid atau nifas bagi wanita.
Bagi yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, diatur dengan ketentuan berikut:
1. Tidak wajib mengerjakan dan tidak wajib mengganti, yaitu yang belum masuk Islam, belum dewasa, atau gila. (HR. ahmad dan Hakim dari ‘Aisyah ra)
2. Haram berpuasa dan wajib mengqadha (mengganti puasa) di bulan lain, yaitu wanita haid atau nifas ketika tengah berpuasa ramadhan. (HR. Jama’ah dari Mu’adz).
3. Boleh berbuka puasa di siang Ramadhan dan wajib mengqadha, yaitu bagi yang sakit sehingga tidak kuat berpuasa atau yang bepergian (safar) sehingga memberatkan bila berpuasa. (QS. Al-Baqarah/2:184).
4. Boleh berbuka puasa tetapi sebagai gantinya wajib membayar fidyah berupa memberi makan fakir miskin tiap hari satu orang, denagn harga makanan yang biasa dimakan untuk satu hari, yaitu bagi yang tidak kuat sama sekali mengerjakan puasa seperti karena lanjut usia. (QS. Al-Baqarah/2:184).
5. Boleh berbuka puasa dan wajib mengqadha atau membayar fidyah, yaitu bagi wanita hamil atau menyusui anak. (QS. Al-Baqarah/2:184).
RUKUN (FARDHU) PUASA RAMADHAN
1. Berniat puasa di malam hari (HR. Ahli hadits yang lima).
2. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa berupa makan, minum, dan bersetubuh dari semenjak fajar sampai terbenam matahri (Al-baqarah/2:187)
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
1. Makan minum dengan sengaja, jika karena lupa maka tidak membatalkan puasa (Al-Baqarah/2;187; HR. Bukhari Muslim)
2. Muntah dengan sengaja, jika tidak disengaja maka tidak membatalkan puasa (HR Abu Daud, Tarmidzi, Ibnu Hasan)
3. Keluar darah haid atau nifas (HR. bukhari)
4. Mengeluarkan air mani karena aktivitas yang disengaja
5. Makan, minum, atau bersetubuh suami istri karena menyangka fajar belum terbit atau telah masuk waktu berbuka, dan ternyata fajar telah terbit atau belum waktu berbuka.
6. Memakan/menelan sesuatu yang bukan tergolong makanan melalui mulut dengan sengaja.
7. Memasukkan sesuatu melalui lubang tubuh selain mulut (hidung, telinga, qubul, dubur) dengan sengaja
8. Meninggalkan niat walaupun tidak makan dan minum meski tidak diartikan untuk berbuka
9. Murtad dari agama Islam, meskipun kemudian ia kembali
10. Bersetubuh suami istri pada siang hari dengan sengaja atas kemauan sendiri tanpa paksaan.
Hal-hal diatas membatalkan puasa dan mewajibkan mengqadha (mengganti puasa di bulan lain). Khusus untuk hal terakhir (nomor 10) bila dilakukan, maka puasanya batal, wajib mengqadha dan kaffarat sekaligus.
HAL-HAL YANG TIDAK MEMBATALKAN PUASA ATAU BOLEH DILAKUKAN SEWAKTU PUASA
1. Mandi keramas atau membasahi kepala dengan air (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra).
2. Berkumur dan membersihkan lubang hidung denagn air asalkan tidak berlebihan
3. Bersiwak atau menyikat gigi asalkan tidak berlebihan
4. Menelan ludah
5. Muntah berkali-kali tanpa disengaja, asal jangan ada yang tertelan kembali setelah sampai diujung lidah
6. Makan dan minum karena lupa
7. Mengeluarkan air mani tanpa sengaja, misalnya karena mimpi
8. Keluar darah karena luka, mimisan
9. Tertelan hewan kecil, karena masuk ke dalam mulut tanpa sengaja
10. Berbekam, kerokan, dan sebagainya bila tidak dikhawatirkan melemahkan stamina
11. Menghisap debu jalan, asap pabrik atau asap-asap lainnya yang tidak mungkin menghindar darinya
12. Makan, minum, pada amlam hari hingga terbit fajar.
ADAB-ADAB YANG MENYEMPURNAKAN IBADAH PUASA RAMADHAN
1. Melaksanakan makan sahur
Rasulullah SAW bersabda, ‘Bersahurlah kamu, karena dalam sahur itu ada berkah’ (HR. Bukhari Muslim)
2. Menyegerakan berbuka puasa (ta’jil ifthor) bila tiba waktunya.
Rasulullah SAW bersabda, “Senantiasa orang dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa dan dianjurkan membaca do’a berbuka puasa” Allohumma laka sumtu wa’alaa rizkika afthortu, subhanaka wabihamdika, Allahumma taqabbal minna innaka antas-samii’ud du’a: Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan dengan rizqi-Mu aku berbuka puasa. Maha Suci Engkau dan segala puji untuk-Mu. Ya Allah terimalah amalku, karena Engkaulah yang maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (HR. Daruquthni)
3. Memperbanyak tilawah Al-Qur’an disertai tadabbur (penghayatan) kandungannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berkumpul di Masjid dan membaca Al-Qur’an serta mengkajinya, niscaya Allah akan turunkan kepada mereka ketenangan batin dan limpahan rahmat.” (HR. Muslim)
4. Memperbanyak shadaqah
Bersabda Nabi SAW, “Shodaqoh yang paling utama adalah shodaqoh pada bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)
5. Qiyam ramadhan (tarawih)
Yaitu shalat sunnat sebanyak sebelas rakaat atau dua puluh tiga rakaat (termasuk shalat witir) sendirian atau berjama’ah
Sabda Nabi SAW, “Barang siapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan, karena Iman dan mengharapkan pahala dari Allah niscaya akan diampuni dosanya.
6. I’tikaf, yaitu berdiam diri di Masjid dengan melakukan amalan ibadah terutama sekali pada malam tanggal 20 sampai akhir Ramadhan yang diisi dengan dzikir, do’a, baca Al-Qur’an, sholat, telaah kitab/buku, dan lain-lain.
7. Meningkatkan ibadah pada malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Yaitu menghidupkan dan memakmurkannya dengan berbagai ibadah terutama pada amlam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan (HR. bukhari-Muslim dari Anas).
8. Meningkatkan ketaqwaan dengan menjauhkan/mengekang diri adri perbuatan dosa dan segala yang merusak nilai dan hikmah puasa.
Sabda Nabi SAW, “Banyak diantara orang yang berpuasa tapi hasilnya hanya lapar dan dahaga. “ (HR. Ibnu Huzaimah dari Abu Hurairah).
“Puasa itu menjadi perisai seseorang selama ia tidak merusaknya denagn dusta dan umpat.”(HR. At-Tabrani dari Abu Hurairah)
HIKMAH PUASA RAMADHAN
1. Meningkatkan keikhlasan, kesabaran, keistiqomahan, dan tawakkal (6:162 ; 98:5)
2. Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi berbagai macam ujian dan dalam mengendalikan hawa nafsu (47:31 ; 89:27-30)
3. Mencegah diri dari perbuatan maksiat melalui organ-organ tubuh (mata, telinga, lisan, tangan, kaki) serta akan dan hati (17:36)
4. mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh serta akal dan hati dalam mengabdi kepada Allah SWT (51:17-18 ; 23:3)
5. Manifestasi iman, takwa, dan instropeksi diri (59:18 ; 3:133-135)
6. Perisai diri dari dosa dan godaan-godaan hidup (16:99)
7. Meningkatkan semangat untuk selalu beramal sholeh secara optimal (99:7-8)
8. Meningkatkan kedisiplinan dan kejujuran (4:69 ; 33:70-71)
9. Menanamkan ukhuwah Islamiyah dan solidaritas (49:10)
10. Meningkatkan semangat jihad fisabilillah (29:69)
11. Meningkatkan kecintaan dan prasangka baik kepada Allah SWT (2:165)
12. Menjaga dan meningkatkan kesehatan (ruhiyah, akliyah, dan jasadiyah), (92:168)
13. Meningkatkan derajat hidup, kesamaan hidup, dan menempatkan martabat manusia secara benar (49:13)
14. Meningkatkan keharmonisan dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah (5:35)
15. Meningkatkan semangat untuk memperoleh kesempatan meraih berkah, rahmat, maghfirah, serta hidayah dari Allah SWT (10:58 ; 66:8)
HAL-HAL YANG SANGAT PRINSIP UNTUK DIPAHAMI BAGI ORANG YANG BERPUASA
1. Memenuhi seruan Allah untuk berpuasa di bulan Ramadhan dengan ikhlas, ridha hanya karena Allah dan istiqomah dalam keikhlasan/ridho tersebut (98:5 ;6:162).
2. Diterima dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Siapa yang berbuka pada satu hari dari bulan ramadhan tanpa keringanan yang diberikan Allah padanya, tiadalah akan dapat dibayar oleh puasa sepanjang masa walau dilakukannya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
3. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang tidak mau meninggalkan perkataan palsu dan perbuatan palsu, Allah tidak akan memperdulikan amal perbuatan ketika meninggalkan makan minumnya (puasa). (HR. Ahmad bin hambal, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
4. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Banyak orang yang berpuasa yang tidak dapat bagian (pahala) hanya lapar belaka dan banyak pula orang berjaga malam (untuk sholat dan dzikir) yang tidak mendapatkan bagian (pahala) dari berjaganya itu kecuali hanyalah (kelelahan) berjaga-jaga itu saja.” (HR. Ibnu Majah)
5. “Alangkah kecewanya orang yang ketika tiba malam bulan Ramadhan hingga habis pula Ramadhan tidak diberi ampunan.” (Al-Hadits)
6. Menyadari dan mengakui seluruh kemenangan yang diraih di jalan Allah, khususnya di bulan Ramadhan, adalah karena pertolongan, karunia, dan rahmat Allah. (24:21 ; 10:58).
PUASA SUNAT
Puasa yang disunatkan itu ada enam:
1. Puasa enam hari dalam bulan Syawal.
Dari Abu Ayyub. Rasulullah SAW telah bersabda, “Barang siapa yang puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa pula enam hari dalam bulan Syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)
2. Puasa hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), kecuali orang yang sedang mengerjakan ibadah haji, maka puasa ini tidak disunatkan atasnya.
Dari Abu Qatadah. Nabi SAW telah bersabda, “Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun: Satu tahun yang telah lalu, dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah. Ia berkata, “Rasulullah SAW telah melarang berpuasa pada hari arafah di Padang arafah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Puasa hari Asyura (tanggal 10 Muharram)
Dari Abu qatadah. Nabi SAW telah bersabda, “Puasa hari ‘Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)
4. Puasa bulan Sya’ban
Kata Aisyah, “Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh selain dalam bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat beliau dalam bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyakdaripada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Puasa hari Senin dan hari Kamis
Dari Aisyah, “Nabi SAW memilih waktu puasa hari Senin dan hari Kamis.” (HR. Tirmidzi).
6. Puasa tengah bulan (tanggal 13, 14, dan 15) dari tiap-tiap bulan Qamariah (tahun Hijriah).
Dari Abu Zarr. Rasulullah SAW telah berkata, “Hai Abu Zarr, apabila engkau hendak puasa hanya tiga hari dalam satu bulan, hendaklah engkau puasa tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas.” (HR. Ahmad dan Nasai)
RUJUKAN
1. Fiqih Sunnah (Sayyid Sabiq), 1982
2. Pedoman Hidup Muslim (Abu Bkr Jabir Al-Jazain), 1996
3. Hadits Qudsi (Ali Usman, dkk), 1980
4. Ihya Ulumuddin 2 (Al-ghazaly), 1977
5. Beberapa rujukan lain
Selasa, 24 Agustus 2010
RISALAH RAMADHAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar